Tuesday, January 8, 2019

TEKNIK PEMADAMAN API TINGKAT II

TEKNIK PEMADAMAN API TINGKAT II


  • Taktik Dan Teknik Pemadaman Api Menggunakan Foam Tender
  • Praktek Lapangan



  • Taktik dan teknik pemadaman api menggunakan foam tender

 Size up dan approach

a. Sebelum tiba ditempat kejadian yang sebenarnya, beberapa
pemikiran harus dibuat. Pada situasi demikian yang dimaksud
ialah bersize up dengan segal factor-faktor yang harus
dipikirkan kembali yaitu faktor yang akan menetukan
tindakan yang diperlukan, bantuan tambahan yang dibutuhkan
dan menempatkan kendaraan-kendaraan operasi untuk kerja
pemadam dan penyelamatan. Perlu juga dipikrkan adanya
kemungkinan hambatan seperti jalan yang digunakan, angin,
lapangan, serta keadaan pesawat yang terbakar sehingga tidak
menguntungkan bagi kendaraan yang pertama

b. Mendekati pesawat diperlukan kendaraan utama karena kendaraan
yang pertama tiba dapat membuka jalan untuk kendaraan lain, dan
menghampiri pesawat pada posisi penyergapan yang tepat.

c. Sangat berhati-hati pada saat mendekati pesawat untuk menghindari
korban-korban yang mungkin terlempar keluar atau yang selamat
keluar dari pesawat yang crash. Ini benar, terutama bila jarak pandang
terbatas disebabkan cuaca, nambah kerusakan pada bagian-bagian
pesawat atau komponen-komponen yang berceceran di daerah
kecelakaan tersebut. Benda-benda ini akan membantu tim pemeriksaa
kecelakaan, sehingga sedapat mungkin mengamankan bukti-bukti
yang mungkin menjadi penyebab kecelakaan serta menjaga
kerusakaan kendaraan peralatan pemadaman itu sendiri.

 Penempatan kendaraan


a. Sedekat mungkin untuk mendapatkan keuntungan dari pancaran
turret dan handlines.
b. Memperhatikan agar (searah) angin untuk mengadakan
penyelamatan atau jalan penyelamatan.
c. Jangan menghalangi kendaraan lain
d. Kendaraan pembawa beban pemadam harus dekat dengan api
e. Memberikan perhatian/memikirkan kemungkinan untuk merubah
posisi kendaraan.

 Taktik dan teknik saat terjadinya flashback

a. Hindari penggunaan pancaran air mengenai fuselage karena akan
memecahkan lapisan foam sehingga dikhawatirkan terjadi
flashback
b. Nozzleman standby memback up rescue team dalam pelaksanaan
evakuasi korban di dalam pesawat.
Ketentuan pemadaman kebakaran pesawat udara dan
pertolongan


Hasil yang dapat dicapai dari pelaksanaan penyelamatan dan pemadaman
dapat ditentukan oleh faktor keputusan/ketepatan menempatkan kendaraan
operasi disekitar pesawat crash. Senior Fire Officer harus
mempertimbangkan keputusan yang akan diambil untuk menempatkan
kendaraan operasi itu dan mengingat berbagai macam kejadian-kejadian
yang dapat terjadi pada suatu pesawat crash. Pertimbangan-pertimbangan
mengenai semua faktor yang berkenaan dengan penempatan kendaraan pada
tempat yang efektif harus cepat diputuskan.
Untuk membantu suatu keputusan, Senior Fire Officer harus
memperhatikan keadaan-keadaan setempat, kemungkinan-kemungkinan
selanjutnya dan pengaruh-pengaruh akibat penempatan kendaraan dan kerja
operasi keseluruhannya. Tiap kebakaran pesawat adalah tidak sama harus
ditanggulangi dengan caranya sendiri-sendiri.
a. Posisi

1. Sedekat mungkin untuk mendapatkan keuntungan dari
pancaran turret dan handlines.
2. Memperhatikan agar (searah) angin untuk mengadakan
penyelamatan atau jalan penyelamatan.
3. Jangan menghalangi kendaraan lain
4. Kendaraan pembawa beban pemadam harus dekat dengan api
5. Memberikan perhatian/memikirkan kemungkinan untuk
merubah posisi kendaraan.

b. Attack

1. Sergaplah api searah dengan angin
2. Pukul (knock down) nyala api dengan CO2 atau Dry
Chemical
3. Gunakan segera kendaraan turret setelah mencapai jarak
pancaran
4. Gunakan turret untuk penahan api

c. Control

1. Lindungi fuselage dan lapisi/selimuti spill area dengan foam
2. Siapkan dan pertahankan jalan penyelamatan/pemindahan
3. Cegah api menjalar
4. Cut off (potong) api pada wing root
5. Siapkan tambahan air dan fam

d. Rescue

1. Mulailah penyelamatan segera setelah tiba di tempat
2. Bantulah para evakuasi (penumpang yang menyelamatkan
diri) atau mulai penyelamatan.
3. Gunakan normal exit (jalan ke luar biasa), emergency exit
atau force entry ( masuk dengan paksa) menurut ketentuanketentuan.
4. Sekurang-kurangnya dua rescumen bekerja sama
5. Pindahkan korban/penumpang ketempat yang aman.

e. Arah Angin
Pelaksanaan operasi jika berlawanan angin tidak sempurna,
sedang operasi searah dengan angin akan mendapat pandangan
yang baik dan mudah bernafas, dan panas serta asap berkurang,
dapat lebih baik menggunakan bahan pemadam dan mengurangi
faktor waktu pemadaman maupun penyelamatan.

f. Keadaan Lokasi
Keadaan tanah sudah harus diketahui karena tanah yang lembek
atau daerah lumpur dapat menghalangi kendaraan berat maupun
peralatan-peralatan, tebing-tebing akan sulit dilalui dan didaki,
tanah/daerah rendah akan dibanjiri oleh limpahan bahan bakar
dan daerah karang/kasar tidak dapat/sukar dilalui. Peralatanperalatan
harus menghindari parit-parit/galian-galian dan daerahdaerah
dekat pesawat crash. Karena ketempat itu bahan bakar
akan mengalir.


g. Type Of Aircraft

Pada kejadian tertentu dari pesawat boleh merubah letak dari
kendaraan dan cara penyergapaan. Pesawat yang besar
membutuhkan pelaksanaan rescue dari beberapa tempat, sedang
pada pesawat militer menghendaki pelaksanaan rescue dengan
cepat pada satu tempat saja. Dari jenis pesawat dapat ditentukan
tempat-tempat penumpang, banyaknya bahan bakar dan bahayabahaya
lain.

h. Wreckage (Puing)

Letak dan keadaan dari puing-puing pesawat serta bahaya yang
mungkin dapat ditimbulkan perlu menjadi perhatian. Bila
keadaan pesawat telah patah, atau terbalik, pecah atau masih
keadaan utuh, membutuhkan cara-cara penyergapan yang
berbeda-beda. Bila tempat/bagian penumpang dari pesawat itu
telah patah dan terpencar/berserakan, membutuhkan kendaraan
operasi lebih dari satu.

i. Penumpang Dan Daerah Penyelamatan


Banyaknya, serta letak penumpang biasa menentukan tempat
dimana usaha pelaksanaan penyelamatan dibuat. Oleh sebab itu
tempat dimana kendaraan operasi ditempatkan merupakan faktor
utama. Bila penumpang belum berusaha keluar/memulai evakuasi
dari pesawat crash, sedang pesawat tersebut dalam keadaan utuh,
maka segera dibuat jalan masuk penyelamatan yang telah
ditentukan (biasanya melalui pintu-pintu barang, emergency exit
atau emergency cut in point). Jika evakuasi telah dimulai dari
dalam, maka jalan keluar yang digunakan para penumpang
tersebut harus dipertahankan atau dilindungi.

j. Daerah Berbahaya

Walau daerah sekeliling dari tempat crash diketahui
membahayakan, masih ada tempat tertentu yang lebih berbahaya
yang sedapat mungkin dihindari. Daerah propeller selalu
berbahaya meskipun mesin tidak bekerja lagi, karena masih
mungkin terjadi outo ignition (kerja pembakaran sendiri) atau
uncontrolled engine ignition yang dapat menyebabkan propeller
berputar. Daerah intake atau exhaust dari mesin jet atau gas
turbine adalah juga membahayakan begitu juga arah tembakan
dari roket atau senjata lain dan daerah semburan roket harus
senantiasa dihindari, selama rangka sayap belum patah.
Kendaraan operasi ditempatkan sedemikian rupa sehingga para
petugas pemadam tidak berada/jalan dibawah sayap atau bagianbagian
lain yang bergantungan.

k. Peralatan Dan Personil
Menentukan tempat dan jenis penyergapan juga ditentukan oleh
keadaan/jumlah peralatan dan kesanggupan personil. Jumlah
peralatan dan kesanggupan personil harus diperhitungkan dalam
menetukan penempatan efektif.

l. Memindahkan Kendaraan

Dalam menetapkan kendaraan harus selalu dipikirkan
kemungkinan untuk merubah tempat. Menempatkan kendaraan di
daerah crash perlu diperhitungkan jarak, gerak, maju, gerak
mundur dari peralatan-peralatan pengisian bahan pemadam atau
posisi lainnya. Kendaraan jangan ditempatkan pada tempattempat
yang dapat menganggu atau menghalangi gerak dari
kendaraan lain. Setelah memperhatikan hal-hal seperti di atas
maka susunan/cara yang biasa diambil dalam menempatkan
kendaraan-kendaraan operasi sebagai berikut.
Kendaraan yang pertama tiba menempati posisi di tengah medan
operasi, kendaraan berikutnya menempati tempat dikanan atau
dikiri dari kendaraan pertama. Tiap-tiap kendaraan yang datang
kemudian harus melindungi dan menjaga kendaraan yang
terdahulu terutama pada bagian/penyelamatan (rescue side) dari
operasi tersebut. Posisi kendaraan harus tepat sehingga
penggunaan turret, handlines atau kendaraan tertentu dapat
digunakan dengan keuntungan yang maksimum.

m. Control

Phase pemadaman pesawat dimulai dengan penyergapan dan
membuat daerah/jalan penyelamatan dengan selalu mengawasi
situasi selama menyelesaikan tugas utama yaitu penyelamatan.
Api di tanah diusahakan dipadamkan agar tidak menjadi
perangkap bagi tugas penyelamatan.

n. Initial Attack (Memulai Pekerjaan)

Menempatkan kendaraan untuk memulai penyergapan ditentukan
oleh kondisi yang dapat segera diketahui pada saat itu. Dalam hal
ini yang dapat dipakai sebagai pegangan adalah mengetahui kirakira
letak penumpang yang tertangkap di dalam pesawat dan letak
dari jalan-jalan masuk yang biasa atau dalam darurat. Tempattempat
masuk mungkin tidak dapat dipakai karena api, rusak dan
dalam keadaan demikian daerah CUT-IN segera dipikirkan.
Dewasa ini cara untuk dengan segera dapat menguasai daerah api
adalah dengan menyemprotkan bahan-bahan pemadam yang
banyak dengan daya pancaran yang besar dengan menggunakan
banyak pemancar. Ada kendaraan operasi pemadam pesawat
yang khusus dibuat agar menggunakan Turret secara maksimum
sedang penggunaan Hadlines dapat minimum. Penyergapan
pertama dimulai saat kendaraan telah berada dalam jarak efektif
Fuell spill dan pesawat. Bila dilengkapi dengan CO2 atau Dry
Powder dan kendaraan ada di tengah-tengah, harus
menggunakannya untuk memukul api (knock down fire) dan
segera diikuti dengan pancaran foam untuk tetap menjaga atau
mengontrol daerah itu.

o. Operasi Pertolongan

Membuka daerah penyelamatan atau melakukan penyelamatan
adalah tujuan utama dari pengontrolan dan menjadi faktor yang
menentukan dimana harus dimulai penyergapan pertama. Dalam
memilih daerah yang cocok, perhatian utama ditujukan pada halhal
seperti telah dimulai atau belum pemindahan-pemindahan
penumpang pada saat tibanya kendaraan operasi serta utuhnya
fuselage setelah kecelakaan tersebut. Tegasnya bila Aircrew telah
memulai dengan pemindahan-pemindahan penumpang daerahdaerah
pemindahan terus diamankan dan penumpang-penumpang
dilindungi.
Bila tidak terlihat adanya tindakan-tindakan pemindahan dan
fuselage tetap utuh, membuka daerah penyelamat segera
dilaksanakan dan seandainya fuselage telah patah, usaha
penyelamatan sebaiknya dibuka lebih dari satu dan dijalankan
terus menerus. Bila kendaraan mengijinkan, biasanya
membutuhkan penempatan kendaraan dekat hidung dan ekor
pesawat dan penyergapan dimulai dari kedua belah pihak pesawat
tersebut pada waktu yang sama. Kuncinya dari situasi yang
demikian ialah mengusahakan dan menjaga agar bagian dalam
pesawat tetap terus dingin, sedang pemindahan atau
penyelamatan terus dilakukan melalui daerah yang telah
diamankan pada kecelakaan pesawat dan tidak terbakar.
Dilakukan prosedur yang sama, kecuali cara pelaksanaan
terhadap spill fuel mesti diselimuti dengan foam atau dinetralkan,
dan slang pemancar siap dibuka bila timbul api.
Saat pemadaman pesawat, tindakan utama dilakukan untuk
mengamankan orang-orang yang terlibat dalam kecelakaan
tersebut.
Tindakan ini terbagi dalam 2 (dua) fungsi pekerjaan yaitu :
1. Pengontrolan Api


2. Procedure Penyelamatan
Setibanya di daerah kecelakaan, kendaraan PKP-PK harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga peralatan-peralatan rescue
dan forcible entry sedapat mungkin dekat dengan tempat-tempat
masuk ke pesawat. Sebelum rescumen masuk kedalam pesawat
dia harus melihat bahwa alat-alat rescue yang segera
dilakukan/diperlukan telah ada atau dibawa dan alat-alat lain
seperti gergaji listrik, hydraulic ram, penampang pipa dan lain
sebagainya telah diletakkan pada tempat yang mudah dicapai.
Jangan memberatkan diri dengan beban-beban karena hal itu
mengurangi keterampilan atau kegiatan kerja. Alat-alat tambahan
dapat diambil dari kendaraan dan disampaikan kepada rescumen
oleh crew lain. Menurut kebiasaannya pada satu jalan masuk
bekerja 2 (dua) orang rescueman. Tugas dan kewajiban dua orang
rescuemen ditentukan oleh procedure yang ada.

p. Jalan Masuk Ke Pesawat

Cara yang mudah dan cepat bagi rescumen untuk mendapatkan
jalan masuk di pesawat adalah melalui pintu-pintu atau pintu kecil
(hatches). Gunakanlah alat forcible entry bila pintu-pintu atau
hatches telah rusak. Penumpang-penumpang yang keluar melalui
jalan keluar dari jendela diatas sayap untuk menghindarkan diri,
biasanya meluncur kebagian belakang sayap, melalui flaps
kebawah/tanah. Perlu dibantu untuk menghindarkan patahan
kaki. Seseorang yang selamat keluar, dapat
menceritakan/menyatakan jumlah penumpang dan tempat-tempat
dari yang lain yang masih ada didalam pesawat. Tidak selamanya
para penumpang dan crew pesawat dapat menyelamatkan diri
keluar. Sekali lagi harus diadakan pemeriksaan menyeluruh dan
dengan teliti. Pada pesawat militer jenis transport atau cargo tidak
dilengkapi dengan chutes dan slide. Kadang-kadang dilengkapi
dengan tangga kecil atau tangga dari tali atau tangga portable
kecil yang ada dalam pesawat, yang gunanya untuk
rescue/evakuasi. Pesawat pemburu tidak dilengkapi dengan
tangga kecil, dan disediakan oleh petugas rescue bila akan masuk
ke cockpit. Pintu-pintu yang rusak (jamved) dapat dibuka dengan
memakai linggis atau kampak dari sekitar rangka/pinggir atau
pada engsel. Bila pintu-pintu dan hatches tidak dapat dibuka
dengan paksa masuklah melalui daerah kaca atau plastic. Walau
bagaimanapun usaha pertama membuka pintu-pintu hatches
dengan paksa. Bila terpaksa menggunakan alat porcible entry
untuk bekerja penyelamatan harus lebih hati-hati agar
crew/penumpang yang ada disebelah dalam dari jalan masuk
tersebut tidak terkena atau luka. Panel atau lapisan kaca atau
plexiglass dapat dihancurkan untuk masuk kedalam.
Bahaya/bahaya yang dapat melukai diperkecil dengan memukul
panel pada pojok-pojok/sudut-sudut yang agak jauh dari tempat
korban.
Pertolongan pada suatu kecelakaan pesawat memerlukan
ketepatan disamping cepat sehingga harus dengan perhitungan
yang matang. Menggunakan kampak dapat menembus lapisan
dan melukai penumpang yang ada didalam pesawat. Jika
menggunakan kampak untuk menghancurkan kaca jendela,
pakailah bagian kampak yang datar dengan pukulan pertama
tidak terlalu keras/kuat. Pukulan dapat diperkuat bila diperlukan.
Bila kaca jendela pacah atau lepas dengan usaha ini, baru pakailah
bagian yang runcing atau tajam. Boleh menggunakan palu untuk
lapisan kaca yang tebal. Apabila korban dikeluarkan melalui
bagian yang telah dibuka dan penuh dengan kaca, bagian sisi yang
tajam mesti disingkirkan atau dihilangkan bila cukup waktu. Ini
dapat dilakukan dengan cepat bila kaca-kaca tersebut dipasang
dengan lapisan karet. Setelah kaca dihancurkan dan lapisan karet
dibuang akan mengurangi pecahan-pecahan yang tajam itu. Jika
semua cara untuk mendapatkan jalan masuk telah gagal,
berusahalah untuk memotong bagian dinding dari pesawat. Pada
pesawat sipil dan semua pesawat militer pada fuselage, terdapat
bagian atau daerah yang ditentukan untuk dipotong. Daerah ini
ditandai dengan garis-garis putus warna kuning atau hitam dan
ditulis dengan huruf “Cut Here for Emergency Rescue” atau
potonglah disini untuk penyelamatan atau tanda-tanda lain
dengan maksud yang sama. Jika membuat jalan masuk dengan
memotong empat persegi, hanya tinggi sisinya yang harus
dipotong. Sisi yang keempat dipakai sebagai engsel dan
bengkokan lapisan itu sampai terbuka keluar. Bila
dibobok/dibuka bagian atas dari fuselage, sisi atas harus
digunakan sebagai engsel dan bagian yang terpotong
dibengkokan keluar dan ke atas, sampai tidak menganggu
gerakan dari dalam pesawat untuk turun ke bawah/tanah. Bila
yang dibobok/dibuka dari fuselage itu rendah, sisi bawah sebagai
engsel. Semua bagian yang dipotong harus selamanya dibuka ke
luar dan tidak boleh menganggu jalan keluar. Selimut asbestosh
atau bantal pelapis harus dibawa dan dapat digunakan untuk
melapisi sisi yang tajam. Hanya seseorang Rescumen dari rescue
team mencoba pertama masuk ke dalam pesawat. Rescumen yang
lain harus tetap waspada dan berada pada bagian yang terbuka
sampai orang yang pertama tadi memberikan tanda-tanda
membutuhkan bantuan di dalam. Rescumen yang di luar harus
tetap waspada pula tentang keadaan dan memberitahukan orang
yang di dalam bila bahaya mengancam dan membantu
memindahkan korban-korban melalui yang dibuka/dibobok itu.
Bila telah masuk, tugas pertama dari rescumen adalah mencari
orang-orang dan mulai memindahkan mereka/para korban. Dan
bila bagian dalam pesawat terbakar, rescumen yang telah di dalam
pesawat meminta slang pemancar (handline) untuk mengontrol
keadaan di dalam.

q. Membebaskan Penumpang Dari Ikatan

Penumpang-penumpang pada pesawat sipil duduk dikursi dengan
mengenakan tali kursi. Dengan dilepaskan tali kursi ini penumpang
itu tidak lagi ada penahan lagi. Untuk crew dilengkapi tali kursi juga
pengingkat melingkari bahu (shoulder harness). Alat pengunci tali
kursi sama dengan shoulder harness. Bila kunci tali kursi susah
membukanya/rusak, tali kursi tersebut dapat dipotong.

r. Pemadaman
Pemadaman total baru dilaksanakan setelah operasi pemindahan dan
penyelamatan selesai. Kebutuhan bahan-bahan pemadam yang
disediakan untuk jangka waktu selama operasi rescue dijalankan
adalah diperuntunkan bagi pengontrolan dari kerja pemadaman.
Dalam kendaraan tertentu bila cukup tersedia tenaga manusia, cukup
banyak kendaraan serta type pesawat, memungkinkan pemadaman
dan pelaksanakan rescue dapat bersamaan.
Dalam phase pengontrolan juga termasuk mempertahankan daerah
yang bebas api dan bila dapat mengisolasi bagian pesawat yang
berisi orang-orang, maka kerja pemadam hanya merupakan lanjutan
dari usaha tersebut.
Pemadaman menambah daerah bebas api. Oleh sebab itu
memadamkan api tidak saja terbatas pada ground fire (api yang
ditanah). Potongan-potongan yang besar dari magnesium atau
titanium yang terbakar, seperti landing gear, harus dipindahkan ke
daerah jauh dari tempat crash sehingga pemadamannya tidak
menganggu dan membahayakan lagi.
Beberapa bagian dari puing-puing boleh dibuka untuk lebih
memastikan pemadamannya. Termasuk daerah yang telah dilapisi
foam harus diteliti dan apalagi bila terlihat lapisan foam telah
pecah/terbuka. Saat pelaksanaan operasi peralatan/perlengkapan
dikerahkan semua. Water tankers dan pompa-pompa yang ada dapat
mengisi kembali bahan-bahan yang telah kosong. Gunakanlah lampu
penerang bila diperlukan. Bagian puing-puing dipindahkan dengan
alat-alat besar untuk memastikan seluruhannya padam.

Setelah operasi kecelakaan pesawat selesai, personil fire fighting
harus melaksanakan pemeriksaan lengkap apakah masih ada api atau
tidak. Ini menyangkut pemeriksaan keseluruhan terhadap pesawat dan
daerah crash. Untuk menyakinkan bahwa pesawat bebas dari api.
Selama pemeriksaan keseluruhan ini semua master switch dari
pesawat harus dalam posisi “OFF”.
Catatan :
Accident Investigatore (Petugas pemeriksa kecelakaan) akan
membutuhkan penjelasan-penjelasan mengenai kedudukan master
switch ini pada saat kecelakaan. Battery pesawat harus dilepas
hubungannya (Disconeted) untuk tidak membahayakan lagi, bila
pesawat itu bergerak. Kebanyakan pesawat dilengkapi dengan alat
pemutar berbentuk roda kecil (Truning small handwheel) untuk
menghubungkan atau melepaskan hubungan battery. Alat pemutar ini
ditandai dengan arah pemutaran. Semua bagian yang panas harus
didinginkan, dirasa dengan punggung tangan pada bagian fuselage ,
wing dan nacells. Jika terasa masih panas perlu didinginkan lagi.
Hati-hati bila menggunakan tangan yang telanjang, karena pinggirpinggir
dari besi dapat merobek tangan. Pada saat pemeriksaan,
hindarilah pengrusakan-pengrusakan tanda-tanda bukti yang dapat
membantu petugas badan pemeriksaan untuk menentukan sebabsebab
kecelakaan atau besarnya kerusakan.
Hanya bagian/potongan-potongan pesawat yang mengganggu kerja
pemadaman boleh disingkirkan/dipindahkan. Bagian pesawat atau
alat controls boleh dipindahkan jika dikhawatirkan dapat langsung
menimbulkan bahaya bagi keselamatan jiwa, tetapi diusahakan
membuat catatan-catatan untuk bukti tentang keadaan posisi dan letak
asal mulanya.
Memindahkan badan manusia dengan terburu-buru akan bertentangan
dan menghilangkan pengenalan dan merusak tanda-tanda bukti yang
diperlukan bagi petugas pemeriksa atau penguasa yang ditunjuk untuk
tugas pengusutan tersebut. Bila sangat diperlukan memindahkan
korban, pada bagian badan diberi tanda pengenal (label) dan
keterangan-keterangan sesuai keadaan posisi pesawat.Keteranganketerangan
tersebut akan diperlukan untuk membantu dalam
menentukan sebab-sebab dari kecelakaan.


  •  Praktek lapangan
Simulasi pergerakan kendaraan PKP – PK menuju standby position
karena mendapat informasi pesawat udara akan melakukan landing
darurat


Keadaan dari kendaraan operasi bila memerlukan kecepatan dalam
melaksanakan prosedur emergency perlu diketahui dengan teliti.
Pengamatan terus dilaksanakan menurut keadaan yang ada seperti
cuaca, jarak pandangan, keadaan lapangan, lalu lintas dan situasi
lainnya. Ketelitian dan keselamatan adalah hal yang penting dalam
memberi bantuan. Bila akan memberi bantuan kesuatu tempat yang
jauh dari fire station baik berangkat secara bersama-sama (Convoy)
dalam hal ini perlu pengaturan seperti pemimpin Convoy dan jenis
kendaraan yang diperlukan. Jalan yang akan dilalui ditentukan dari
fire station. Dalam menetukan jalan-jalan yang akan dilalui harus
didasarkan atas factor-faktor :
a. Kemungkinan kecelakaan
b. Adanya jalan yang ditempuh
c. Data-data kendaraan (berat,tinggi,lebar dan lain sebagaiannya)
d. Letak jembatan-jembatan dan kekuatannya.
e. Keadaan lapangan (pasar, rata, aspal, dan lain sebagiannya).
f. Keadaan cuaca (yang mempengaruhi jalan, larangan-larangan)
g. Rintangan-rintangan lain.

 Simulasi penyergapan pesawat yang mengalami kecelakaan serta
strategi, tactic dan teknik kendaraan PKP - PK di lokasi kejadian
a. Prosedur Penyergapan
1. Sergaplah searah dengan angin


2. Sergaplah dari tempat/bagian yang tinggi

3. Sergaplah dari hidung pesawat atau dari ekor pesawat

4. Sergaplah dari daerah yang sedikit terkena/terdapat limpahan
bahan bakar

5. Sergaplah dengan menghalau/menjauhkan api dari pesawat

sumber dokumentasi PKP – PK bandara Juanda
6. Sergaplah dengan segala peralatan yang ada



7. Sergaplah bila memungkinkan dengan cara Rear Approach
(menghampiri dari belakang) dengan maksud dapat
menempatkan kendaraan lebih dekat/cepat dan bebas dari panas
dan asap



 Pemadaman kebakaran pesawat udara termasuk bagian dalam
(cabin )


a. Pemadaman kebakaran pesawat udara yang crash atau terhempas
1. Menempatkan posisi kendaraan untuk menguasai dan melindungi
badan pesawat dari api luar
2. Kuasai dan kontrol api di sekeliling atau sekitar badan pesawat
udara untuk keperluan evakuasi penumpang
3. Arahkan rescueman dan nozzleman yang berpakaian lengkap
untuk masuk ke badan pesawat dengan selang dan pancaran air
spray melalui pintu utama dan atau pintu darurat
4. Buatlah ventilasi di dalam pesawat dan kuasai api/ kebakaran
secepatnya
5. Pindahkan dan tempatkan korban ke tempat yang aman.
b. Pemadaman kebakaran pesawat udara yang tidak beroperasi
1. Menempatkan posisi kendaraan PKP – PK di tempat strategis
2. Size up dan periksa apakah ada orang yang terlibat
3. Siapkan pancaran air melalui handline
4. Gunakan alat pemadam api portabel untuk memadamkan api kecil
5. Buka pintu normal dengan hati – hati jika pintunya tertutup
6. Tentukan dengan yakin lokasi kebakarannya
7. Padamkan kebakaran
8. Buat ventilasi dan cegah meluasnya kebakaran
9. Meminta bantuan luar jika diperlukan
10. Periksa bahaya lain di sekitarnya